FAKTA - FAKTA TENTANG PEMANASAN GLOBAL
Fakta
#1:
Mencairnya es di kutub utara & selatan


Para ilmuwan mengakui bahwa ada faktor-faktor
kunci yang tidak mereka ikutkan dalam model prediksi yang ada. Dengan
menggunakan data es terbaru, serta model prediksi yang lebih akurat, Dr.
H. J. Zwally, seorang ahli iklim NASA membuat prediksi baru yang sangat
mencengangkan:
HAMPIR SEMUA ES DI KUTUB UTARA AKAN LENYAP ANTARA TAHUN 2008 -
2012!
Baru-baru
ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya kondisi
ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer
persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh.
Menurut peneliti, bongkahan es berbentuk lempengan yang sangat besar itu mengambang permanen di sekitar 1.609 kilometer selatan Amerika Selatan, barat daya Semenanjung Antartika. Padahal, diyakini bongkahan es itu berada di sana sejak 1.500 tahun lalu. “Ini akibat pemanasan global,” ujar ketua peneliti NSIDC Ted Scambos. Menurutnya, lempengan es yang disebut Wilkins Ice Shelf itu sangat jarang runtuh. Sekarang, setelah adanya perpecahan itu, bongkahan es yang tersisa tinggal 12.950 kilometer persegi, ditambah 5,6 kilometer potongan es yang berdekatan dan menghubungkan dua pulau. “Sedikit lagi, bongkahan es terakhir ini bisa turut amblas. Dan, separo total area es bakal hilang dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Scambos.
“Beberapa kejadian akhir-akhir ini merupakan titik yang memicu dalam perubahan sistem,” ujar Sarah Das, peneliti dari Institut Kelautan Wood Hole. Perubahan di Antartika sangat kompleks dan lebih terisolasi dari seluruh bagian dunia.
Antartika di Kutub Selatan adalah daratan benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Temperatur rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah mencapai hampir minus 90 derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia itu mendapat perhatian serius peneliti.
Menurut peneliti, bongkahan es berbentuk lempengan yang sangat besar itu mengambang permanen di sekitar 1.609 kilometer selatan Amerika Selatan, barat daya Semenanjung Antartika. Padahal, diyakini bongkahan es itu berada di sana sejak 1.500 tahun lalu. “Ini akibat pemanasan global,” ujar ketua peneliti NSIDC Ted Scambos. Menurutnya, lempengan es yang disebut Wilkins Ice Shelf itu sangat jarang runtuh. Sekarang, setelah adanya perpecahan itu, bongkahan es yang tersisa tinggal 12.950 kilometer persegi, ditambah 5,6 kilometer potongan es yang berdekatan dan menghubungkan dua pulau. “Sedikit lagi, bongkahan es terakhir ini bisa turut amblas. Dan, separo total area es bakal hilang dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Scambos.
“Beberapa kejadian akhir-akhir ini merupakan titik yang memicu dalam perubahan sistem,” ujar Sarah Das, peneliti dari Institut Kelautan Wood Hole. Perubahan di Antartika sangat kompleks dan lebih terisolasi dari seluruh bagian dunia.
Antartika di Kutub Selatan adalah daratan benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Temperatur rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah mencapai hampir minus 90 derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia itu mendapat perhatian serius peneliti.
Fakta
#2: Meningkatnya level permukaan laut

Fakta
#3:
Perubahan Iklim/cuaca yang semakin ekstrim

Bila fenomena dalam
negeri masih belum cukup bagi Anda, Anda dapat juga mencermati
berita-berita internasional mengenai bencana alam. Badai topan di Jepang
dan Amerika Serikat terus memecahkan rekor kecepatan angin, skala, dan
kekuatan badai dari tahun ke tahun, curah hujan dan badai salju di China
juga terus memecahkan rekor baru dari tahun ke tahun. Anda dapat
mencermati informasi-informasi ini melalui media massa maupun internet.
Tidak ada satu benua pun di dunia ini yang luput dari perubahan iklim
yang ekstrim ini.
Fakta #4:
Gelombang Panas menjadi Semakin Ganas


Mungkin kita tidak
mengalami gelombang-gelombang panas maha dahsyat seperti yang dialami
oleh Eropa dan Amerika Serikat, tetapi melalui pengamatan dan dari apa
yang Anda rasakan sehari-harinya. Anda dapat juga merasakan betapa
panasnya suhu di sekitar Anda. Cobalah perhatikan seberapa sering Anda
mendengar ataupun mungkin mengucapkan sendiri kata-kata seperti: “Panas
banget ya hari ini!” Apabila Anda kebetulan bekerja di dalam ruangan ber-AC
dari pagi hingga siang hari sehingga Anda tidak sempat merasakan
panasnya suhu belakangan ini, Anda dapat menanyakannya kepada
teman-teman ataupun orang disekitar Anda yang kebetulan bekerja di luar
ruang. Orang-orang yang sehari-harinya bekerja dengan menggunakan
kendaraan terbuka di siang hari bolong (misalnya sales dengan sepeda
motor) mungkin dapat menceritakan dengan lebih jelas betapa panasnya
sinar matahari yang menyengat punggung mereka.
Fakta #5: Habisnya
Gletser- Sumber Air Bersih Dunia

NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 meter kubik! Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus memanas. Dan dipastikan bahwa umat manusialah yang bertanggung jawab untuk hal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar